Gigi merupakan salah satu elemen yang tak boleh terlupakan sebagai satu kesatuan pendukung penampilan yang sempurna. Namun, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang melupakan pentingnya kebersihan dan kesehatan gigi. Dan, tak hanya orang dewasa saja yang terbilang malas menjaga kesehatan dan kebersihan giginya dengan cara rajin menyikat gigi.
Menurut penelitian yang dilakukan di Singapura dan Indonesia pada tahun 2007, 8 dari 10 anak usia sekolah dasar sudah mengalami masalah gigi berlubang. Yang lebih memprihatikan lagi, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa anak-anak Indonesia berusia lima tahun sudah mengalami masalah gigi berlubang pada tiga giginya, sedangkan anak-anak di Singapura baru mengalami masalah satu gigi berlubang di usia 12 tahun.
"Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran untuk menjaga kesehatan dan kebersihan gigi di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal sebenarnya gigi bisa menjadi indikasi tingkat kesehatan masyarakat secara umum di suatu tempat," ungkap George Novaro Tarigan, Senior Brand Manager Toothbrush, PT Unilever Indonesia, saat peluncuran produk sikat gigi beberapa waktu lalu di Jakarta.
Gigi berlubang merupakan masalah paling umum yang dihadapi manusia. Menurut data dari British Dental Journal, sekitar 85 persen gigi berlubang ditemukan pada gigi bagian belakang, atau gigi geraham. Sedangkan di Indonesia, menurut data dari Riskesdas tahun 2007, persentase masalah gigi berlubang di bagian geraham adalah sekitar 90 persen.
Ancaman lain yang dialami bila kebersihan gigi tidak terjaga adalah risiko terkena karies (infeksi gigi yang menyebabkan rusaknya struktur gigi). Sebuah survei dari Adult Dental Health Survey di Inggris mengungkapkan, gigi bagian belakang juga memiliki kemungkinan dua kali lebih besar terserang karies.
Penyebab gigi berlubang
"Secara umum, ada banyak penyebab gigi berlubang. Namun yang paling berpotensi menyebabkannya ada tiga hal," tukas George. Salah jika Anda mengira penyebab utamanya adalah makanan manis dan minuman bersoda. Penyebab utama gigi berlubang ternyata pada perilaku manusia.
1. Cara menyikat gigi yang salah
Meski sebenarnya menyikat gigi terbilang mudah dilakukan, masih banyak orang yang salah melakukannya. Menurut penelitian, waktu sikat gigi terbaik berkisar antara satu sampai dua menit. Usahakan untuk menyikat gigi dengan cara memutar-mutar sambil melihat cermin, agar tidak ada sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi. Selain itu, setelah mengonsumsi minuman berenergi, minuman bersoda, atau minuman asam lainnya, jangan langsung menyikat gigi. Hal ini akan membuat zat asam tersebut malah tersebar merata di semua gigi. Sebaiknya berkumur-kumur dulu untuk menghilangkan bakteri yang ada, baru kemudian menyikat gigi.
2. Frekuensi yang jarang
Sikat gigi biasanya dilakukan secara rutin setiap kali mandi. Gosok gigi dua kali adalah angka minimal untuk menyikat gigi dalam sehari. Jarang menyikat gigi menyebabkan gigi lebih rapuh dan mengalami kerusakan permanen. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, frekuensi menyikat gigi yang lebih sering akan meminimalisasi pertumbuhan bakteri pada gigi, dan menjaga kebersihan gigi lebih baik. Biasakan untuk menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur.
3. Alat yang digunakan
Gigi geraham paling sering mengalami masalah berlubang karena letaknya yang berada di belakang membuatnya sulit terjangkau oleh sikat gigi. Bentuk mulut yang cenderung menyempit di bagian belakang juga mempersulit pembersihannya, apalagi bentuk kepala sikat gigi masih cenderung besar.
Gigi belakang juga banyak memiliki alur dan celah, sehingga sikat gigi sulit untuk membersihkannya. Padahal justru celah dan alur gigi inilah yang membuat banyak sisa makanan menempel atau terselip di situ. Ketika tidak dibersihkan dengan cermat, sisa makanan akan membusuk dan membuat gigi berlubang. "Salah satu pertimbangan saat memilih sikat gigi adalah bentuk kepala sikat giginya, apakah bisa menjangkau gigi paling belakang sesuai dengan struktur mulut," tukas George
Menurut penelitian yang dilakukan di Singapura dan Indonesia pada tahun 2007, 8 dari 10 anak usia sekolah dasar sudah mengalami masalah gigi berlubang. Yang lebih memprihatikan lagi, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa anak-anak Indonesia berusia lima tahun sudah mengalami masalah gigi berlubang pada tiga giginya, sedangkan anak-anak di Singapura baru mengalami masalah satu gigi berlubang di usia 12 tahun.
"Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran untuk menjaga kesehatan dan kebersihan gigi di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal sebenarnya gigi bisa menjadi indikasi tingkat kesehatan masyarakat secara umum di suatu tempat," ungkap George Novaro Tarigan, Senior Brand Manager Toothbrush, PT Unilever Indonesia, saat peluncuran produk sikat gigi beberapa waktu lalu di Jakarta.
Gigi berlubang merupakan masalah paling umum yang dihadapi manusia. Menurut data dari British Dental Journal, sekitar 85 persen gigi berlubang ditemukan pada gigi bagian belakang, atau gigi geraham. Sedangkan di Indonesia, menurut data dari Riskesdas tahun 2007, persentase masalah gigi berlubang di bagian geraham adalah sekitar 90 persen.
Ancaman lain yang dialami bila kebersihan gigi tidak terjaga adalah risiko terkena karies (infeksi gigi yang menyebabkan rusaknya struktur gigi). Sebuah survei dari Adult Dental Health Survey di Inggris mengungkapkan, gigi bagian belakang juga memiliki kemungkinan dua kali lebih besar terserang karies.
Penyebab gigi berlubang
"Secara umum, ada banyak penyebab gigi berlubang. Namun yang paling berpotensi menyebabkannya ada tiga hal," tukas George. Salah jika Anda mengira penyebab utamanya adalah makanan manis dan minuman bersoda. Penyebab utama gigi berlubang ternyata pada perilaku manusia.
1. Cara menyikat gigi yang salah
Meski sebenarnya menyikat gigi terbilang mudah dilakukan, masih banyak orang yang salah melakukannya. Menurut penelitian, waktu sikat gigi terbaik berkisar antara satu sampai dua menit. Usahakan untuk menyikat gigi dengan cara memutar-mutar sambil melihat cermin, agar tidak ada sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi. Selain itu, setelah mengonsumsi minuman berenergi, minuman bersoda, atau minuman asam lainnya, jangan langsung menyikat gigi. Hal ini akan membuat zat asam tersebut malah tersebar merata di semua gigi. Sebaiknya berkumur-kumur dulu untuk menghilangkan bakteri yang ada, baru kemudian menyikat gigi.
2. Frekuensi yang jarang
Sikat gigi biasanya dilakukan secara rutin setiap kali mandi. Gosok gigi dua kali adalah angka minimal untuk menyikat gigi dalam sehari. Jarang menyikat gigi menyebabkan gigi lebih rapuh dan mengalami kerusakan permanen. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, frekuensi menyikat gigi yang lebih sering akan meminimalisasi pertumbuhan bakteri pada gigi, dan menjaga kebersihan gigi lebih baik. Biasakan untuk menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur.
3. Alat yang digunakan
Gigi geraham paling sering mengalami masalah berlubang karena letaknya yang berada di belakang membuatnya sulit terjangkau oleh sikat gigi. Bentuk mulut yang cenderung menyempit di bagian belakang juga mempersulit pembersihannya, apalagi bentuk kepala sikat gigi masih cenderung besar.
Gigi belakang juga banyak memiliki alur dan celah, sehingga sikat gigi sulit untuk membersihkannya. Padahal justru celah dan alur gigi inilah yang membuat banyak sisa makanan menempel atau terselip di situ. Ketika tidak dibersihkan dengan cermat, sisa makanan akan membusuk dan membuat gigi berlubang. "Salah satu pertimbangan saat memilih sikat gigi adalah bentuk kepala sikat giginya, apakah bisa menjangkau gigi paling belakang sesuai dengan struktur mulut," tukas George
0 komentar "Penyebab Gigi Berlubang", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar